Sejarah Cakra Udaksana Pusaka Raden Arya Wiralodra

Salah satu pusaka Wiralodra adalah Cakra Udaksana, yang konon buatan dari masa Kadiri pada abad ke-12 (Dasuki, 1977: foto hlm. 158; Sutadji 2003: foto hlm. 8). Arkeolog Agus Aris Munandar selanjutnya menyebutkan, cakra adalah salah satu laksana (benda-benda yang menjadi ciri dewa) milik Dewa Wisnu, dewa penjaga kebajikan dan kesejahteraan. Dalam ikonografi Hindu di Jawa, laksana Wisnu lainnya adalah sangkha, gadha, dan kuncup padma (Liebert, 1976: 342-343).


Simbol Cakra Udaksana

Apabila disimbolkan, cukup satu laksana miliknya saja sudah mempresentasikan dewa tersebut. Jadi, pada diri Wiralodra tersimpan pula kesaktian Wisnu (Munandar, 2007:19) Hal itu didukung dengan penuturan Serat Babad Dermayu lainnya yang menyatakan bahwa Wiralodra ber-triwikrama ketika ia bertarung melawan tokoh Wadu Aji, yang akhirnya membuat Wadu Aji melarikan diri ketakutan. ”....den Wiralodra medal tiwikrama glis, antarane sagunung anak agengnya, wadu aji ngoncati, melajing sing rana...” (Sutadji, 2003: 107).

Fungsi Cakra Udaksana

Bagi seorang tokoh pendiri suatu daerah, kelengkapan adanya pusaka atau senjata agaknya menjadi sesuatu yang lazim. Secara fisik fungsi senjata adalah alat untuk mempertahankan diri dari serangan musuh atau menyerang musuh. Secara psikis, dapat dimaknai dengan hal-hal yang menyangkut kewibawaan, jatidiri, hingga kesaktian seseorang.

Pun Wiralodra, seperti digambarkan babad, mampu melakukan hal-hal supranatural, seperti ber-triwikrama, yang sebenarnya adalah kesaktian milik Wisnu untuk mengubah dirinya menjadi raksasa yang maha besar ketika ia marah untuk menghancurkan keangkaramurkaan. Tampak jelas pengaruh Hindu pada diri Wiralodra melalui pusaka andalannya. Nilainilai sinkretisme antara Islam dengan agama sebelumnya (Hindu) maupun nilai-nilai ke-Jawa-an lainnya, yang juga banyak dipegang tokoh Jawa, tidak hanya Wiralodra.


Dalam mitologi Wisnu, dewa ini ber-triwikrama menjadi raksasa sangat besar dan dahsyat. Dia melangkah dalam 3 langkah untuk menguasai seluruh alam semesta. Langkah pertama menguasai dunia bawah, menguasai pisaca, raksasa, dan naga, langkah kedua menguasai dunia manusia, dan langkah ketiga menguasai alam dewa-dewa. Itulah kekuasaan Wisnu yang mahasempurna (Libert, 1976: 307). Sifat Dewa Brahma sebagai pencipta awal mula kehidupan juga nyata terbayangkan pada diri Wiralodra. Dialah tokoh yang membabat dan membuka hutan angker di tepian sungai Cimanuk untuk kemudian dijadikan pemukiman. Brahma adalah jiwa universal, dan dipuja pula sebagai dewa pencipta segala sesuatu (Zoetmulder, 1995 I:131, Liebert, 1976:46, dan Munandar, 2007:20).

Dengan demikian tokoh Wiralodra sebenarnya mencerminkan kekuatan 3 dewa utama Hindu, yaitu Trimurti yang terdiri dari Brahma-Wisnu-Siwa. Dalam Serat Babad Dermayu dinyatakan dengan lugas bahwa Wiralodra adalah pahlawan gagah berani yang berhasil mengalahkan musuhmusuhnya, dia menciptakan lahan kehidupan baru di tepian aliran Cimanuk. Makna kata Wiralodra (Wirarodra) dan segala aktivitasnya tersebut sebenarnya masih dapat dikembalikan dalam nafas kehidupan, maklum pada waktu itu agama Islam masih dalam proses penyebarannya di Tanah Jawa (Munandar, 2007:20). (disarpusindramayu)

My Indramayu
Halo sedulur Indramayu, priwe kabare? Baka pengen kenal Mimin, mangga di LIKE dipit halaman facebook e Berita Indramayu.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter